Skip to main content

Membangun Lumbung Pangan di Wilayah Perbatasan Indonesia - Timor Leste


Membangun Lumbung Pangan di Wilayah Perbatasan NTT
dengan Budidaya Jagung NASA 29

bimtek jagung hibrida - perbatasan NTT
BIMTEK Budidaya Jagung Hibrida
       
        Dalam mendukung program Kementerian Pertanian RI mengenai Lumbung Pangan Berorientasi Ekspor di Wilayah Perbatasan (LPBE-WP), BPTP Balitbangtan NTT bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Belu mengembangkan potensi pertanian di wilayah perbatasan. Pada saat kunjungan ke Dinas Pertanian, disambut baik oleh Bapak Rafael Tuka A.Md, selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan. Setelah berkoordinasi dengan pihak Dinas Pertanian, kami dari BPTP NTT mendapat arahan untuk mengembangkan pertanian di wilayah Kabupaten Belu di 2 kecamatan, yaitu: di Kecamatan Raihat dan Kecamatan Raimanuk. Potensi pertanian yang akan dikembangkan di wilayah tersebut yaitu tanaman jagung.
            Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT mengenalkan jagung NASA 29 ke wilayah perbatasan Kabupaten Belu. Jagung NASA (Nakula-Sadewa) 29, yaitu jagung hibrida tongkol ganda. Jagung ini merupakan hasil persilangan antara galur inbrida yang dirakit oleh Tim Pemulia Jagung Balitbangtan Kementerian Pertanian. NASA 29 memiliki umur panen 100 hst dengan warna biji kuning-orange. Potensi hasil yang tinggi mencapai 13,5 t/ha. Selain potensi hasil yang tinggi, jagung ini memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, karat, dan hawar.
            Kunjungan pertama di desa Tohe, kecamatan Raihat, tim BPTP NTT didampingi oleh Bapak Oktovianus T. D. Bau, SP, selaku Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Haekesak dan Bapak Teo Tonio Brito, selaku PPL desa Tohe. Kelompok tani di kecamatan Raihat ada 4 kelompok, yaitu: Bintang Jaya, Pacul Mas, Rajawali, dan Sinar Tani. Kelompok tani ini mengelola lahannya berupa tanaman pangan antara lain; padi, kacang hijau, dan jagung. Lahan di areal sisi tanaman sudah dilengkapi dengan irigasi dari mata air pegunungan, sehingga air tidak pernah surut di musim kemarau. Sistem tanam padi biasanya dilakukan bulan November, kemudian panen bulan Februari. Kacang hijau penanaman bulan Februari, panen bulan Juni. Jagung musim tanam bulan Juni, panen bulan Oktober. Kelompok tani di kecamatan Raihat ini menyiapkan lahan seluas 5-10 Ha untuk dinanami jagung NASA 29.
Kunjungan kedua di desa Tasain, kecamatan Raimanuk, tim BPTP NTT didampingi oleh Bapak Marselinus Sesan, SP, selaku Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Sukabitetek, Bapak Darius Ampu, SP, selaku Mantri Tani, dan Bapak Vitalis Meta Luan, S.ST, selaku PPL desa Tasain. Kegiatan awal yaitu melakukan koordinasi dengan kelompok tani Sadar Maju. Kelompok ini mempunyai 20 anggota, luas lahan basah 10 Ha, dan lahan kering 8 Ha. Kelompok tani ini mengelola lahannya berupa tanaman pangan, yaitu: padi, dan jagung. Jenis jagung di sini dibedakan menjadi 2, yaitu jagung MT I (Masa Tanam I) dan jagung MT II (Masa Tanam II). Jagung MT I ditanam pada saat musim penghujan dan pengairan melimpah, sedangkan jagung MT II ditanam pada saat musim kemarau atau paceklik. Harga penjualan jagung MT I biasanya dijual dengan harga Rp 3000,- sampai Rp 4000,- sedangkan jagung MT II dijual seharga Rp 5000,-. Perbedaan harga ini dipengaruhi karena musim tanam.
            Kelompok tani di kecamatan Raihat dan Raimanuk ini sangat semangat dan mempunyai antusiasme tinggi untuk menanam benih jagung NASA 29 dari BPTP NTT. Hal ini diwujudkan dengan masing-masing kelompok tani dalam kecamatan tersebut siap menyediakan lahan seluas 5 Ha untuk ditanami jagung NASA 29. Semoga upaya BPTP Balitbangtan NTT berhasil dalam mengembangkan inovasi pertanian di wilayah perbatasan. Salam Inovasi.

penulis: Yanuar Achadri 



Comments

Popular posts from this blog

BPTP NTT INTEGRASIKAN HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN DI KABUPATEN TTU-NTT

  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur (BPTP NTT) mewujudkan dukungan terhadap program Kementerian Pertanian dalam kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian di Wilayah Perbatasan. Kegiatan yang dilakukan pada 22-24 Juli 2021 yaitu pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan perbatasan di Desa Tapenpah, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Lokasi pertama monitoring untuk hortikultura di kelompok tani (poktan) Maju Bersama, sedangkan lokasi kedua monitoring untuk peternakan di kelompok ternak (poktan) Serikat Oeliurai. Pada kegiatan monev ini dihadiri Sekretaris Dinas Pertanian, Ricard G. Subay, S.P; Kepala BPTP NTT, Dr. Procula R Matitaputty, S.Pt, M.Si; Penanggungjawab Umum Perbatasan, Dr. Bernard deRosari; Penanggungjawab Peternakan, Agustina K Hewe, S.ST; Penanggungjawab Hortikultura, Rafael Dos Santos, S.ST; Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si, Yanuar Achadri, S.Pt, M.Sc (Peneliti BPTP NTT); Dionisius Bria (Teknisi BPTP NTT), Koordinator BPP, Pe...

Lebih seratus petani Food Estate Sumba Tengah mendapatkan Bimtek Budidaya Jagung, Kacang Hijau dan Itik Langsung dari Peneliti BPTP NTT

  Food Estate atau yang dikenal dengan Ketahanan Pangan Nasional/ lumbung pangan merupakan program pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian yang menjadi Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024. Food estate sendiri merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu kawasan. Food Estate dipusatkan di daerah, namun tidak semua daerah di Indonesia mendapatkan program tersebut, hanya ada beberapa daerah tertentu, salah satunya di Provinsi NTT terletak di Kabupaten Sumba Tengah.   Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur (BPTP NTT) mewujudkan dukungan terhadap program Demfarm Inovasi Teknologi Pendampingan Food Estate NTT dengan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi petani. Bimtek ini dilaksanakan pada 25 Juni 2021 di 4 (empat) lokasi, yaitu lokasi Bukit Jokowi, Posko 1, Sarirara, dan BPP Prai Au. Pada kegiatan Bimtek Food Estate dihadiri Nyong U.K Pari, S.TP selaku Kep...

JURNAL AGRONOMIKA 13.01 (2018): 210-213. PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK IKAN BUDIDAYA

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK IKAN BUDIDAYA Yanuar Achadri 1 , Fitria Gemma Tyasari 2 , Putri Awaliya Dughita 2 1 Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI 2 Laboratorium Kimia, Fakultas Teknik, Sains, dan Pertanian,  Universitas Islam Batik Surakarta INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan limbah organik dari rumah makan sebagai alternatif pakan ikan. Cara pengolahan limbah organik adalah limbah restoran setiap hari dikumpulkan dan diletakkan dalam satu wadah dengan memisahkan sampah seperti tusuk gigi, plastik-plastik pembungkus makanan dari limbah tersebut kemudian diolah dengan teknik fermentasi. Teknik fermentasi dilakukan penambahan bakteri fermentasi dengan kondisi anaerob selama 21 hari. Setelah proses 21 hari, pakan fermentasi ditambah bekatul, garam, dan tepung pati dicampur secara homogen sampai terbentuk ado...