Lamtoro Taramba Ibarat Butiran Emas
di Desa Kuanheun

“Lamtoro taramba ibarat butir-butir
emas, 2-3 tahun ke depan diharapkan desa Kuanheun menjadi kawasan lamtoro
taramba yang berkembang luas dan populasi sapi meningkat”, jelas Ir. Andreas
Ila mewakili Kepala BPTP NTT. Kepala Desa Kuanheun, Senin R. Kolin, Spdk,
menjelaskan bahwa di desa Kuanheun telah mengembangkan lamtoro taramba sejak
tahun 2017 sebanyak 12.000 anakan, tahun 2018: 15.000 anakan, dan tahun 2019:
25.000 anakan dengan luas lahan sekarang 5 Ha. Peneliti BPTP NTT Ir. Debora
Kana Hau, M.Si memaparkan tentang teknik budidaya dan keuntungan lamtoro
taramba antara lain: sebagai pakan ternak berkualitas dengan kandungan protein
24-26%, dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, tahan kutu loncat, benih dapat dijual
dengan harga Rp 40.000 - Rp 50.000/kg. Lamtoro taramba sebagai sumber pakan
untuk penggemukan sapi potong cara pemberian pakannya ditambah dengan rumput
dan ubi kayu.
Pada
sesi diskusi, peternak menyampaikan permasalahan yang dirasa saat ini adalah
masalah kekeringan. Ir. Yan Samudara, selaku koordinator PPL berusaha memberikan
semangat kepada peternak untuk menanggulagi permasalahan yang terjadi di
lapangan. “Tim BPTP NTT akan siap siaga
melakukan pendampingan dan memotivasi peternak dalam mengembangkan lamtoro
taramba”, ujar Ir. Medo Kote, M.Si selaku penanggungjawab kegiatan pendampingan
Peternakan.
Sumber berita: Yanuar Achadri
Comments
Post a Comment