Skip to main content

LAMTORO SEBAGAI PAKAN TERNAK




Lamtoro Taramba Ibarat Butiran Emas di Desa Kuanheun

Dalam program pendampingan kawasan Peternakan di daerah Kabupaten Kupang, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT melakukan kegiatan ‘Bimbingan Teknis pengembangan lamtoro tarramba sebagai pakan ternak dan teknologi penggemukan sapi potong di Desa Kuanheun, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang’. Tujuan bimtek adalah mendukung kegiatan pendampingan wilayah peternakan dan peningkatan komunikasi, koordinasi dan diseminasi hasil inovasi Balitbangtan. Kegiatan ini dilaksanakan di aula Kantor Kepala Desa Kuanheun yang dihadiri oleh 52 peserta terdiri dari Kepala Desa, Koordinator PPL, Tim Peneliti  dan Penyuluh BPTP NTT, serta petani peternak desa Kuanheun.

 “Lamtoro taramba ibarat butir-butir emas, 2-3 tahun ke depan diharapkan desa Kuanheun menjadi kawasan lamtoro taramba yang berkembang luas dan populasi sapi meningkat”, jelas Ir. Andreas Ila mewakili Kepala BPTP NTT. Kepala Desa Kuanheun, Senin R. Kolin, Spdk, menjelaskan bahwa di desa Kuanheun telah mengembangkan lamtoro taramba sejak tahun 2017 sebanyak 12.000 anakan, tahun 2018: 15.000 anakan, dan tahun 2019: 25.000 anakan dengan luas lahan sekarang 5 Ha. Peneliti BPTP NTT Ir. Debora Kana Hau, M.Si memaparkan tentang teknik budidaya dan keuntungan lamtoro taramba antara lain: sebagai pakan ternak berkualitas dengan kandungan protein 24-26%, dapat tumbuh pada kondisi ekstrim, tahan kutu loncat, benih dapat dijual dengan harga Rp 40.000 - Rp 50.000/kg. Lamtoro taramba sebagai sumber pakan untuk penggemukan sapi potong cara pemberian pakannya ditambah dengan rumput dan ubi kayu.
Pada sesi diskusi, peternak menyampaikan permasalahan yang dirasa saat ini adalah masalah kekeringan. Ir. Yan Samudara, selaku koordinator PPL berusaha memberikan semangat kepada peternak untuk menanggulagi permasalahan yang terjadi di lapangan.  “Tim BPTP NTT akan siap siaga melakukan pendampingan dan memotivasi peternak dalam mengembangkan lamtoro taramba”, ujar Ir. Medo Kote, M.Si selaku penanggungjawab kegiatan pendampingan Peternakan. 

Sumber berita: Yanuar Achadri 


Comments

Popular posts from this blog

BPTP NTT INTEGRASIKAN HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN DI KABUPATEN TTU-NTT

  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur (BPTP NTT) mewujudkan dukungan terhadap program Kementerian Pertanian dalam kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian di Wilayah Perbatasan. Kegiatan yang dilakukan pada 22-24 Juli 2021 yaitu pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan perbatasan di Desa Tapenpah, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Lokasi pertama monitoring untuk hortikultura di kelompok tani (poktan) Maju Bersama, sedangkan lokasi kedua monitoring untuk peternakan di kelompok ternak (poktan) Serikat Oeliurai. Pada kegiatan monev ini dihadiri Sekretaris Dinas Pertanian, Ricard G. Subay, S.P; Kepala BPTP NTT, Dr. Procula R Matitaputty, S.Pt, M.Si; Penanggungjawab Umum Perbatasan, Dr. Bernard deRosari; Penanggungjawab Peternakan, Agustina K Hewe, S.ST; Penanggungjawab Hortikultura, Rafael Dos Santos, S.ST; Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si, Yanuar Achadri, S.Pt, M.Sc (Peneliti BPTP NTT); Dionisius Bria (Teknisi BPTP NTT), Koordinator BPP, Pe...

JURNAL AGRONOMIKA 13.01 (2018): 210-213. PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK IKAN BUDIDAYA

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK IKAN BUDIDAYA Yanuar Achadri 1 , Fitria Gemma Tyasari 2 , Putri Awaliya Dughita 2 1 Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI 2 Laboratorium Kimia, Fakultas Teknik, Sains, dan Pertanian,  Universitas Islam Batik Surakarta INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan limbah organik dari rumah makan sebagai alternatif pakan ikan. Cara pengolahan limbah organik adalah limbah restoran setiap hari dikumpulkan dan diletakkan dalam satu wadah dengan memisahkan sampah seperti tusuk gigi, plastik-plastik pembungkus makanan dari limbah tersebut kemudian diolah dengan teknik fermentasi. Teknik fermentasi dilakukan penambahan bakteri fermentasi dengan kondisi anaerob selama 21 hari. Setelah proses 21 hari, pakan fermentasi ditambah bekatul, garam, dan tepung pati dicampur secara homogen sampai terbentuk ado...

Petani Peternak Millenial

BPTP Balitbangtan NTT Memotivasi Petani Millenial Kuimasi dengan 200 Ekor Ayam KUB   Menindaklanjuti acara kunjungan Menteri Pertanian RI Dr. H. S yah rul Yasin Limpo, S.H, M.Si, M . H dalam kegiatan Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian di NTT (14/12/19) yang dilakukan penyerahan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) secara simbolis kepada peternak dan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, maka pada Selasa (17/12/19) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT merealisasikan penyerahan Ayam KUB umur 2 bulan sebanyak 200 ekor beserta sapronak (pakan, tempat minum, obat, dan vitamin) kepada kelompok Tani Pemuda Millenial di Desa Kuimasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang-NTT. Acara penyerahan ayam KUB dihadiri oleh Kepala BPTP NTT yang diwakili oleh Dr. Ir. Sophia Ratnawaty, M.Si, Peneliti Peternakan (Ir. Paskalis Fernandes, MSi, Ir. Ati Rubiyati, M.Si, Yanuar Achadri, S.Pt, M.Sc), serta anggota Poktan Pemuda Millenial.     Dr. I...