Skip to main content

PENGARUH PENAMBAHAN FOLLICLE STIMULATING HORMONE PADA MEDIUM MATURASI TERHADAP KEMAMPUAN MATURASI OOSIT KAMBING LOKAL IN VITRO

JURNAL AGRONOMIKA Vol. 12 No. 2 Agustus 2017 – Januari 2018| 147 
ISSN 1693-0142 | e-ISSN 2597-9019 
  

PENGARUH PENAMBAHAN FOLLICLE STIMULATING HORMONE PADA MEDIUM MATURASI TERHADAP KEMAMPUAN MATURASI OOSIT 
KAMBING LOKAL IN VITRO  

Yanuar Achadri1, Diah Tri Widayati2, Sigit Bintara2 

1Staf pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta 
2Staf pengajar Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada 
Email: yanachadri1988@gmail.com


ABSTRAK  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Follicle Stimulating Hormone (FSH) pada medium maturasi terhadap kemampuan maturasi oosit kambing lokal in vitro. Ovarium diambil dari rumah potong hewan dan dibawa ke laboratorium dalam larutan NaCl sebagai medium transport ovarium yang mengandung antibiotik pada suhu 31-34ºC. Oosit diaspirasi menggunakan syringe 3 ml dan jarum 23G yang telah diisi 1 ml flushing medium. Pengamatan oosit dilakukan di bawah mikroskop stereo. Oosit dicuci 2 kali pada Dubelco’s Phosphat Basa Saline (DPBS) dan dicuci sekali di Tissue Culture Medium (TCM) kemudian dimasukkan ke dalam incubator CO2 pada suhu 39.5ºC, kelembaban 95%, dan kadar CO2 5% selama 24 jam. Oosit dibedakan dalam tiga kelompok berdasarkan penambahan FSH (0 IU/mL, 50 IU/mL, dan 100 IU/mL. Data kemampuan maturasi in vitro dianalisis menggunakan oneway ANOVA dengan oosit mature, rusak, dan tidak mature sebagai faktor-faktor utama. Persentase mature oosit dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan immature mempunyai sel kumulus yang rapat mengelilingi zona pellucida, dan sedikit vesikel dalam ooplasma, sedangkan pada oosit yang mature tampak ekspansi sel-sel kumulus yang merenggang dan mengelilingi oosit. Persentase oosit mature berturut-turut adalah 73.33±6.29%, 74.35±5.73%, 64.72±6,58%, untuk masing-masing penambahan dosis FSH 100 IU/mL, 50 IU/mL, dan 0 IU/mL. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan FSH pada medium tidak memberikan pengaruh terhadap kemampuan maturasi oosit kambing lokal in vitro. 

Kata kunci: follicle stimulating hormone, maturasi in vitro, oosit kambing lokal, persentase oosit mature   

Comments

Popular posts from this blog

BPTP NTT INTEGRASIKAN HORTIKULTURA DAN PETERNAKAN DI KABUPATEN TTU-NTT

  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur (BPTP NTT) mewujudkan dukungan terhadap program Kementerian Pertanian dalam kegiatan Pendampingan Kawasan Pertanian di Wilayah Perbatasan. Kegiatan yang dilakukan pada 22-24 Juli 2021 yaitu pelaksanaan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan perbatasan di Desa Tapenpah, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Lokasi pertama monitoring untuk hortikultura di kelompok tani (poktan) Maju Bersama, sedangkan lokasi kedua monitoring untuk peternakan di kelompok ternak (poktan) Serikat Oeliurai. Pada kegiatan monev ini dihadiri Sekretaris Dinas Pertanian, Ricard G. Subay, S.P; Kepala BPTP NTT, Dr. Procula R Matitaputty, S.Pt, M.Si; Penanggungjawab Umum Perbatasan, Dr. Bernard deRosari; Penanggungjawab Peternakan, Agustina K Hewe, S.ST; Penanggungjawab Hortikultura, Rafael Dos Santos, S.ST; Dr. Ir. Tony Basuki, M.Si, Yanuar Achadri, S.Pt, M.Sc (Peneliti BPTP NTT); Dionisius Bria (Teknisi BPTP NTT), Koordinator BPP, Pe...

JURNAL AGRONOMIKA 13.01 (2018): 210-213. PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK IKAN BUDIDAYA

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DARI RUMAH MAKAN SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK IKAN BUDIDAYA Yanuar Achadri 1 , Fitria Gemma Tyasari 2 , Putri Awaliya Dughita 2 1 Balai Pengkajian dan Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian RI 2 Laboratorium Kimia, Fakultas Teknik, Sains, dan Pertanian,  Universitas Islam Batik Surakarta INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan limbah organik dari rumah makan sebagai alternatif pakan ikan. Cara pengolahan limbah organik adalah limbah restoran setiap hari dikumpulkan dan diletakkan dalam satu wadah dengan memisahkan sampah seperti tusuk gigi, plastik-plastik pembungkus makanan dari limbah tersebut kemudian diolah dengan teknik fermentasi. Teknik fermentasi dilakukan penambahan bakteri fermentasi dengan kondisi anaerob selama 21 hari. Setelah proses 21 hari, pakan fermentasi ditambah bekatul, garam, dan tepung pati dicampur secara homogen sampai terbentuk ado...

Petani Peternak Millenial

BPTP Balitbangtan NTT Memotivasi Petani Millenial Kuimasi dengan 200 Ekor Ayam KUB   Menindaklanjuti acara kunjungan Menteri Pertanian RI Dr. H. S yah rul Yasin Limpo, S.H, M.Si, M . H dalam kegiatan Pelepasan Ekspor Komoditas Pertanian di NTT (14/12/19) yang dilakukan penyerahan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) secara simbolis kepada peternak dan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana, maka pada Selasa (17/12/19) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan NTT merealisasikan penyerahan Ayam KUB umur 2 bulan sebanyak 200 ekor beserta sapronak (pakan, tempat minum, obat, dan vitamin) kepada kelompok Tani Pemuda Millenial di Desa Kuimasi, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang-NTT. Acara penyerahan ayam KUB dihadiri oleh Kepala BPTP NTT yang diwakili oleh Dr. Ir. Sophia Ratnawaty, M.Si, Peneliti Peternakan (Ir. Paskalis Fernandes, MSi, Ir. Ati Rubiyati, M.Si, Yanuar Achadri, S.Pt, M.Sc), serta anggota Poktan Pemuda Millenial.     Dr. I...